KONFERENSI INTERNASIONAL Tentang AGAMA, PERDAMAIAN dan PERADABAN
Pada tanggal 21-23 Mei 2023, Majelis Ulama Indonesia (MUI) bekerja sama dengan Muslim World League menyelenggarakan International Conference on Religion, Peace and Civilization bertempat di Hotel Sultan, Jakarta. Al-Ittihadiyah hadir diwakili oleh Agus Wicaksono, Ketua DPP bidang ICT.
Konferensi lintas-agama ini dihadiri oleh berbagai utusan organisasi masa keagaaam di Indonesia dan juga para perwakilan dari berbagai negara, antara lain Saudi Arabia, Palestina, Iran dan Amerika Serikat, membahas berbagai perspektif dalam lingkup nasional dan global. Peran agama dapat menjadi pedoman dalam menciptakan perdamaian dan tatanan dunia yang adil dan beradab.
Pada dasarnya kehidupan beragama telah berkontribusi dalam melakukan tindakan preventif, persuasif, dan edukatif kepada umatnya untuk ikut berperan dalam penyelesaian konflik di berbagai belahan dunia. Hal ini bisa menjadi penguat bagi umatnya untuk hidup damai dan berkasih sayang seperti diajarkan oleh semua agama di Indonesia yakni Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha dam Konghocu. Namun geopolitik global acapkali menajdi faktor determinan yang dapat mengganggu bahkan mengancam kehidupan beragama, baik dalam kehodupan sosial, budaya, politik, ekonomi, pertahanan, dan keamanan.
Dalam forum ini, Agus Wicaksono meyampaikan beberapa pemikirian dan masukan terkait tema sentral diatas. Antara lain penguatan program pada Early Education dan masalah terkait Social Injustice, serta Good Political Conducts and Ethics.
Ini untuk mendidik dan melahirkan generasi masa depan yang toleran dan memahami serta merangkul kebhinekaan dengan cerdas, kontekstual, relevan dan dalam suasana damai dan saling menghormati satu sama lain. Kalau hal ini tidak dibenahi dengan baik, akan berpotensi melahirkan pengerasan dan exclusivism yang menjurus pada ekstrimisme. Peradaban mesti dibangun dengan kesadaran keberagaman sejak kecil dan memastikan keadilan sosial diupayakan dengan sungguh-sungguh.
Berbagai topik dibahas antara lain terkait keberagaman transformatif, dimensi peradaban dan agama, serta teologi kerukunan. Konferensi ini kemudian mengeluarkan rekomendasi berupa Kesepakatan Jakarta tentang implementasi moderasi beragama sebagai solusi untuk membangun harmoni, mengatasi radikalisme, dan phobia.